Jumat, 14 Oktober 2016

Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Antara Pusat dan Cabang atau Konsolidasi Dan Persekutuan


1. PENGERTIAN

Pada akhir periode akuntansi, Kantor Pusat dan Kantor Cabangnya harus menyusun laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan (neraca) dan hasil usaha (rugi-laba) dari operasinya selama satu periode. Yang wajib membuat laporan keuangan gabungan adalah kantor pusat.
          Kantor Pusat akan membuat Neraca dan Rugi-Laba secara individual, demikian pula kantor Cabangnya. Meskipun laporan keuangan individual tersebut dapat menunjukkan informasi-informasi yang penting, baik untuk Kantor Pusat maupun Kantor Cabang, tetapi laporan individual tersebut tidak dapat menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha kantor dan kantor cabangnya sebagai satu kesatuan ekonomis.
            Dalam uraian di muka dijelaskan bahwa aktiva dan hutang yang ada di Kantor Cabang, sebetulnya adalah sebagian dari modal kantor pusat yang ditanamkan di Cabang yang bersangkutan. Demikian pula pendapatan dan biaya-biaya yang terjadi di Cabang juga merupakan sebagian dari pendapatan dan biaya-biaya usaha dari Kantor Pusat.
            Kantor cabang dianggap sebagai unit usaha yang berdiri sendiri hanya dipandang dari segi adminitrasi, tetapi dari sudut pandang manajemen dan pertanggung jawabannya terhadap para pemilik, Cabang adalah satu kesatuan kekayaan dengan kantor pusat. Oleh karena itulah pertanggung jawaban manajemen kepada para pemilik harus meliputi aktiva dan hutang yang ada di Kantor Pusat dan Cabangnya. Demikian pula hasil usaha yang di dapat serta biaya-biaya yang terjadi, harus dilaporkan baik yang ada di kantor Pusat maupun Kantor Cabangnya.
           Berdasarkan uraian di atas, maka laporan keuangan yang dibuat harus merupakan laporan keuangan gabungan antara Kantor Pusat dan Cabang. Laporan keuangan gabungan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi (the unit unit entity) secara keseluruhan.


            Laporan keuangan gabungan antara Kantor Pusat dan Cabang  terdiri dari Neraca gabungan dan Laporan Laba Rugi. Dalam menyusun Neraca gabungan dan laporan Laba-Rugi gabungan, semua transaksi antara Pusat dan Cabang dibatalkan dan kekayaan secara hutang Cabang dan Pusat dijadikan satu.

A.      Langkah – langkah penyusunan neraca gabungan dilakukan sebagai berikut:

a.   Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “R/K-Kantor Pusat” dengan “R/K-Kantor Cabang” dan Saldo rekening “Hutang” dengan “Piutang” antara kantor pusat dan cabang yang ada pada neraca individual kantor pusat dan cabangnya.
b. Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening aktiva dan rekening-rekening hutang yang ada dalam rencana individual kantor maupun kantor Cabang.

B.      Langkah – langkah penyusunan laporan laba-rugi gabungan dilakukan sebagai berikut:

a.    Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “Pengiriman barang dari pusat” dengan rekening-rekening pendapatan dan biaya yang terjadi antara Pusat dan Cabang.
b.      Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening-rekening biaya dan rugi diluar usaha yang terdapat dalam laporan keuangan Rugi Laba individual Kantor Pusat dan Cabang.

Untuk memberikan gambaran yang jelas dari penyusunan laporan keuangan gabungan antara Kantor Pusat dan  Kantor Cabang, diberikan contoh seperti dibawah ini. Berikut ini adalah neraca dan laporan Laba-Rugi  milik Kantor pusat dan Kantor Cabangnya pada akhir tahun 2000 :

PT. “ARINTA RAMA” Kantor Pusat “Neraca”
31 Desember 2000


Kas.......................Rp   2.500.000,00
Hutang Dagang Rp   2.600.000,00
Piutang ................ Rp  4.860.000,00
Hutang Lain”    Rp   7.500.000,00
Persediaan ........... Rp  8.600.000,00
Modal Saham .  Rp 50.000.000,00
R/K Cabang .........Rp  7.900.000,00
Laba yg Ditahan Rp 10.300.000,00
Aktiva Tetap .......Rp 40.000.000,00
Aktiva Lain-lain .Rp   6.540.000,00
Total Aktiva ........Rp 70.400.000,00
Total Hut. & Modal....Rp 70.400.000,00


Kantor Pusat
Laporan Laba – Rugi
31 Desember 2000


Penjualan                                                                                Rp 19.600.000,00
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal                                  Rp 3.000.000,00
Pembelian                                            Rp 6.750.000,00 +
Barang tersedia untuk dijual               (Rp   750.000,00)
Persediaan akhir                                  (Rp 3.000.000,00)
            Harga pokok penjualan                                               Rp  6.000.000,00
            Laba kotor operasi                                                      Rp 13.600.000,00
Biaya-biaya operasi :
Biaya administrasi                                           Rp 1.000.000,00
Biaya penjualan                                               Rp 1.500.000,00
Biaya operasi lain-lain                                    Rp    800.000,00 +
            Total biaya operasi                                                      Rp  3.300.000,00


Sedangkan Neraca dan Laporan Laba-rugi untuk kantor Cabang adalah sebagai berikut:

Kantor Cabang
Neraca
31 Desember 2000


Kas............................... Rp 3.400.000,00
Hutang dagang .............Rp    460.000,00
Piutang........................ Rp 2.250.000,00
Hutang Gaji...................Rp    350.000,00
Persediaan................... Rp 1.500.000,00
R/K Pusat......................Rp 7.900.000,00
Aktiva tetap................. Rp 1.560.000,00
Total aktiva.................. Rp 8.710.000,00
Total pasiva ..................Rp 8.710.000,00

Kantor Cabang
Laporan Laba- Rugi
31 Desember 2000


Penjualan                                                                     Rp 9.500.000,00
Harga Pokok Penjuaalan :
Persediaan awal                                  Rp               0,00
Pengiriman barang dari Pusat             Rp    750.000,00        
Pembelian                                            Rp 5.200.000,00 +
           
Barang tersedia untuk dijual               Rp 5.950.000,00
Persediaan akhir                                  (Rp   300.000,00)
            Harga pokok penjualan                                   Rp 5.650.000,00-
            Laba kotor operasi                                          Rp 3.850.000,00

Biaya-biaya operasi :
Biaya gaji                                            Rp   150.000,00
Biaya administrasi                               Rp   110.000,00
Biaya penjualan                                   Rp   190.000,00
Biaya penyusutan                                Rp   200.000,00 +
Total biaya operasi                                                      Rp    650.000,00-
Laba bersih operasi                                                     Rp 3.200.000,00


Setelah Neraca dan Laporan Laba-rugi individual milik Pusat dan Cabang diketahui, langkah berikutnya adalah membuat “kertas kerja penyusunan Laporan Keuangan Gabungan “ yang bentuknya terdiri dari kolom-kolom sebagai berikut :

Kertas Kerja Penyusunan Neraca Gabungan
Kantor Pusat dan Kantor Cabang
31 Desember 2000

(dalam rupiah)
Rekening
Kantor
Pusat
Kantor
Cabang
Eliminasi
Neraca Gabungan
Debit
Kredit
Debit
Kredit
Kas
2.500.000
3.400.000
5.900.000
Piutang
4.860.000
2.250.000
7.110.000
Persediaan
8.600.000
1.500.000
10.100.000
R/K Cabang
7.900.000
7.900.000
Aktiva Tetap
40.000.000
1.560.000
41.560.000
Aktiva Lain-lain
6.540.000
6.540.000
Jumlah aktiva
70.400.000
8.710.000
Hutang dagang
2.600.000
460.000
3.060.000
Hutang lain-lain
7.500.000
7.500.000
Hutang gaji
150.000
150.000
R/K Pusat
7.900.000
7.900.000
Modal Saham
50.000.000
50.000.000
Laba yang ditahan
10.300.000
10.300.000
Jumlah
70.400.000
8.710.000
7.900.000
7.900.000
71.210.000
71.210.000

Jurnal eliminasi :
            R/K Pusat                    Rp 7.900.000,00
                        R/K Cabang                            Rp 7.900.000,00

Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang
31 Desember 2000


Rekening
Kantor
Pusat
Kantor
Cabang
Eliminasi
Laporan Rugi Laba Gabungan
Debit
Kredit
Penjualan
19.600.000
 9.500.000
29.100.000
Harga pokok penjualan
Persediaan awal
 3.000.000
0
 3.000.000
Pembelian
 6.750.000
 5.200.000
11.950.000
Penerimaan barang dr pusat
-
    750.000
  750.000
-
Barang tersedia dijual
 9.750.000
 5.950.000
14.950.000
Pengiriman barang ke cabang
( 750.000)
-
  750.000
-
Persediaan akhir
(3.000.000)
 300.000)
(3.300.000)
Harga pokok penjualan
6.000.000
5.650.000
11.650.000
Laba kotor operasi
13.600.000
3.850.000
17.450.000
Biaya biaya operasi
Biaya adm
1.000.000
   110.000
 1.110.000
Biaya penjualan
1.500.000
   190.000
 1.690.000
Biaya penyusutan
-
   200.000
    200.000
Biaya gaji
-
  150.000
    150.000
Biaya operasi lain
  800.000
-
    800.000
Total biaya operasi
3.300.000
  650.000
 3.950.000
Laba bersih
10.300.000
3.200.000
  750.000
  750.000
13.500.000

Berdasarkan Kertas Kerja Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan di atas, dapat dibuat Neraca Gabungan dan Laporan Laba-Rugi Gabungan seperti dibawah ini:
                                                                                      

Kantor Pusat dan Kantor Cabang
Neraca Gabungan
31 Desember 2000

Kas ............................ Rp  5.900.000
Hutang dagang................ Rp    3.060.000
Piutang ..................... Rp   7.110.000
Hutang lain-lain .............. Rp    7.500.000
Persediaan ...............  Rp 10.110.000
Hutang gaji ..................... Rp       350.000
Aktiva tetap .............. Rp 41.560.000
Modal saham...................Rp  50.000.000
Aktiva lain-lain .......... Rp    6.540.000
Laba yg ditahan................Rp  10.300.000
Total aktiva ............... Rp  71.210.000
Total hut. & modal........... Rp 71.210.000


Kantor Pusat dan Kantor Cabang
Laporan Laba-Rugi Gabungan
31 Desember 2000

Penjualan                                                                                 Rp 29.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal                                              Rp   3.000.000
Pembelian                                                        Rp 11.950.000
Barang tersedia untuk dijual                           Rp 14.950.000
Persediaan akhir                                              (Rp  3.300.000)
            Harga pokok penjualan                                               Rp 11.650.000
            Laba kotor operasi                                                      Rp 17.450.000
Biaya-biaya operasi : 
Biaya administrasi                                           Rp  1.110.000
Biaya penjualan                                               Rp  1.690.000
Biaya penyusutan                                            Rp      200.000
Biaya gaji                                                        Rp      150.000
Biaya lain-lain                                                 Rp      800.000
            Total biaya operasi                                                      Rp   3.950.000
            Laba bersih operasi                                                     Rp 13.500.000


Dalam proses pembuatan Laporan Keuangan Gabungan  diatas, ternyata fungsi dan kertas kerja sangat membantu dalam proses penyusunannya. Kertas kerja tersebut memuat kolom-kolom saldo rekening pembukuan milik kantor Cabang, kolom debet dan kredit untuk penyesuaianatau eliminasi, dan kolom untuk neraca gabungan atau laporan laba rugi laporan gabungan. Didalam kolom-kolom kertas kerja tersebut rekening-rekening harus terlebih dahulu digolong-golongkan sedemikian rupa sehingga penjumlahan atau penggabungan saldo rekening-rekening pembukuan yang sama jenisnya dapat dilakukan dengan mudah. Adapun jurnal eliminasi yang dibuat oleh kantor Pusat adalah sebagai berikut:

a.      R/K-Pusat...............................................................................................Rp 7.900.000,00
R/K-Cabang............................................................................................Rp 7.900.000,00

b.      Pengiriman barang ke Cabang..............................................................Rp    750.000,00
Pengiriman barang dari Pusat...............................................................Rp   750.000,00


1.2 Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Apabila Barang Dagangan di Cabang di Catat di Atas Harga Pokok
            
Apabila barang untuk Cabang oleh Kantor Pusat dicatat/dinota diatas harga pokoknya, maka  pada saat akan disusun laporan keuangan gabungan akan menimbulkan bebrapa masalah yang diperhatikan yaitu:

·         Persediaan akhir maupun persediaan  awal barang-barang dicabang yang berasal dari pusat, harus dinyatakan kembali dalam harga pokok yang sebenarnya sesuai dengan catatan Pusat.

·         Kertas kerja penyusunan laporan keuangan gabungan,disusun berdasarkan neraca saldo (Trial Balance) dari pusat dan cabang. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penyususnannya.


Untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas, diberikan contoh sebagai berikut :

Contoh 9

PT “ARINTA RAMA” Bandung mempunyai sebuah cabang disemarang. Pengiriman barang dagangan ke Cabang Semarang selalu dinota 125% dari harga pokoknya. Disamping dikirim dari Pusat, Cabang Semarang diberi kebebasan untuk membeli barang dagangan dari pihak luar. Berikut ini adalah neraca saldo antara Kantor Pusat dan Kntor Cabangnya pada tanggal 21 Desember 19C.

PT “ARINTA RAMA”
Neraca Saldo
31 Desember 2000


Keterangan
Kantor Pusat
Bandung
Kantor Cabang
Semarang
Debit :
Kas
Rp   5.784.000,00
Rp   5.378.000,00
Piutang Dagang
Rp   4.560.000,00
Rp   2.380.000,00
Persediaan barang, 1 januari 19C
Rp      800.000,00
Rp      360.000,00
Aktiva Tetap
Rp   6.240.000,00
Rp   4.180.000,00
R/K- Kantor Cabang Semarang
Rp   6.868.000,00
                    Rp -
Pembelian
Rp   1.760.000,00
Rp       200.000,00
Penerimaan barang dari Pusat
Rp  -
Rp       480.000,00
Macam-macam biaya usaha
Rp   2.400.000,00
Rp   2.160.000,00
Pembagian debiden
Rp   1.160.000,00
                    Rp -
Jumlah
Rp 29.572.000,00
Rp 15.138.000,00
Kredit :
Hutang dagang
Rp   3.560.000,00
Rp    1.160.000,00
Cad. Kenaikan harga barang cabang
Rp      136.000,00
Rp -
Pengiriman barang ke cabang
Rp      384.000,00
Rp -
Akumulasi penyusutan aktiva tetap
Rp      920.000,00
Rp       890.000,00
Penjualan
Rp 18.800.000,00
Rp    6.220.000,00
Modal saham
Rp   4.600.000,00
Rp -
Laba ditahan 1 januari 19C
Rp   1.172.000,00
Rp -
R/K Kantor Pusat Bandung
Rp -
Rp    6.868.000,00
Jumlah
Rp 29.572.000,00
Rp  15.138.000,00

Diketahui pula bahwa pada tanggal 31 Desember 2000 persediaan barang yang masih ada pada masing-masing pihak adalah sebagai berikut :

Kantor Pusat                            Kantor Cabang

Bandung                                 Semarang
-          Hg. Pkok barang (dibeli dr luar)                     Rp 640.000,00                         Rp  80.000,00
-          Hg. Nota barang (dikirim dari pusat)                         -                                   Rp 160.000,00

Berdasarkan data tersebut diatas, kantor pusat dapat membuta kertas kerja penyusunan laporan keuangan gabungan seperti yang tampak pada halaman berikut :
 Penjelasan dan jurnal dari kertas kerja :

1.      Penghapusan rekening neraca yang bersifat timbal balik ( reciprocal account)
R/K Kantor Pusat                                Rp 6.868.000,00
            R/K Kantor Cabang                                        Rp 6.868.000,00

2.      Penghapusan rekening laba-rugi yang bersifat timbal balik serta penyesuaian rekening “Cadangan Kenaikan Harga Barang Cabang “.

Pengiriman barang ke cabang                         Rp  384.000,00
Cadangan kenaikan harga barang cabang       Rp     96.000,00*
            Penerimaan barang dari pusat                                               Rp 480.000,00

*besarnya rekening ini dihitung sebagai berikut :
(125%-100%) X Rp 384.000 = Rp 96.000,00

3.      Saldo akhir rekening “Cadangan Kenaikan Harga Barang Cabang” dalam neraca saldo per 31 Desember 2000 adalah :

Sebesar                                                                        Rp 136.000,00
Berasal dari pengiriman selama tahun 2000                          Rp   96.000,00 -
            Saldo awal, per 1 januari 2000                                                Rp   40.000,00

Saldo rekening “cadangan kenaikan harga barang cabang”sebesar Rp 40.000,00 ini melekat pada harga pokok persediaan awal cabang sehingga perlu disesuaikan dengan jurnal .

Cadangan kenaikan harga barang cabang       Rp 40.000,00
            Persediaan barang dagangan, 1 januari 2000               Rp 40.000,00

4.      Persediaan akhir barang di cabangh yang berasal dari kiriman pusat adalah sebesar Rp 160.000,00. Harga ini mengandung kenaikan 25% di atas harga pokoknya. Harga pokok barang yang ada di cabang yang sebenarnya adalah :
100/125 X Rp 160.000 = Rp 128.000,00. Akibatnya nilai persediaan akhir barang dagangan di cabang harus disesuaikan sebesar Rp 160.000,00 – Rp 128.000,00 = Rp 32.000,00 dengan jurnal :
Persediaan barang daganagn 31 Desember 2000
(Rugi-Laba)                                                                              Rp 32.000,00
            Persediaan barang daganagan 31 Desember 2000
            (Neraca)                                                                                              Rp 32.000,

Setelah membuat kertas kerja tersebut, kemudian dapat disusun Laporan Laba-Rugi Gabungan, Laporan Laba yang ditahan gabungan dan Neraca Gabungan sebagai berikut :
PT. ARINTA RAMA
Laporan Laba-Rugi Gabungan
Kantor Pusat dan Kantor Cabang
31 Desember 2000


Penjualan                                                                     Rp 25.020.000,00
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal, 1 januari 2000          Rp   1.120.000,00
Pembelian                                            Rp   1.960.000,00
Barang tersedia dijual                         Rp   3.080.000,00
Persediaan akhir, 1 januari 2000           Rp       848.000,00
            Harga pokok penjualan                                   Rp   2.232.000,00
                        Laba kotor penjualan                          Rp 22.788.000,00
Macam – macam biaya usaha                                     Rp   4.560.000,00
                        Laba bersih                                          Rp 18.228.000,00


     PT. ARINTA RAMA
Laporan Laba Yang Ditahan Gabungan
Kantor Pusat dan Kantor Cabang
31 Desember 2000

Saldo laba yang ditahan, 1 Januari 2000                     Rp  1.172.000,00
Laba bersih tahun 2000                                               Rp 18.228.000,00 +
                                                                                    Rp 19.400.000,00
Deviden yang dibagi                                                   Rp    1.160.000,00
Laba yang ditahan, 31 desember 2000                       Rp 18.240.000,00
  

PT.ARINTA RAMA
Neraca Gabungan
Kantor Cabang dan Kantor Pusat
Per 31 Desember 2000

Kas...........................Rp 11.162.000,00
Hutang Dagang .......Rp   4.720.000,00
Piutang Dagang........Rp   6.940.000,00
Modal saham ..........Rp   4.600.000,00
Persediaan Barang ...Rp      848.000,00
Laba di tahan...........Rp 18.240.000,00
Aktiva Tetap.............Rp 10.420.000,00
Akumulasi Depr ......Rp (1.810.000,00)
Total Aktiva .............Rp 27.560.000,00
Total Hut & modal Rp 27.560.000,00

    2.   PERSEKTUAN
2.1            Pengertian Persekutuan
Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan diantara dua orang (badan) atau lebih untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan keuntungan atau laba.
Didalam persekutuan pemisahan pemilik dan manajemen hampir tidak ada, namun demikian penyelenggaraan akuntansi harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang diatur oleh prinsip-prinsip yang lazim. Dari segi akuntansinya, persekutuan sebagai suatu unit usaha harus dianggap mempunyai kedudukan terpisah dengan para pemiliknya. 

2.2            Unsur Pokok Persekutuan yaitu :
1. Gabungan atau asosiasi para sekutu.
Sebagai suatu asosiasi dari beberapa sekutu ( individu ) maka persekutuan tidak dapat dipisahkan dengan kesepakatan atau perjanjian, yaitu perjanjian untuk mendirikan, memiliki, dan mengelola persekutuan.
2.  Pemilikan dan pengelolaan bersama.
Didalam Persekutuan harus selalu dituntut adanya kebersamaan, yaitu :
a.       Persekutuan dimiliki bersama.
b.       Persekutuan dikelola bersama.
c.       Kalau ada risiko ditanggung bersama.
d.       Kalau memperoleh laba dibagi bersama.
3.      Tujuan untuk memperoleh laba.
Laba dibagi secara adil menurut rasio atau metode pembagian laba yang telah disepakati.

2.3            Berdasarkan luasnya tanggung jawab parasekutunya, persekutuan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1.           Persekutuan Firma (Fa)
Dalam persekutuan firma, semua sekutuikut aktif mengelola persekutuan danbertanggung jawab penuh (tidak terbatas). Yang dimaksud dengan tanggung jawabpenuh disini adalah bahwa tanggung jawabnya tidak terbatas sebesar modal yang ditanam di persekutuan saja, melainkan dengan seluruh harta pribadinya.
1.      Persekutuan Komoditer (CV = ComanditairVennotschap)
Dalam persekutuan komanditer, tidak semua sekutu ikut aktif mengelola perusahaan. Berdasarkan luasnya tanggung jawab dan ikut tidaknya di dalampengelolaan perusahaan, maka para sekutupersekutuan komanditer dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sekutu aktif dan sekutupasif.

2.4            Karakteristik Utama Persekutuan

Karakteristik utama adalah merupakan sifat utama atau ciri khas persekutuan yang meliputi:

1.       Mutual Agency
Masing-masing sekutu merupakan agen ( wakil, perantara, perpanjangan tangan ) dari persekutuan.
2.       Limited Life
Umur persekutuan adalah terbatas. Hal-hal yang mebatasi umur persekutuan antara lain perjanjian persekutuan, ketentuan hukum serta putusan pengadilan. Sewaktu-waiktu persekutuan dapat bubar karena masuknya sekutu baru, pengunduran sekutu dan sebagainya.
3.       Unlimited Liability
Tanggung jawab masing-masing sekutu ( kecuali sekutu pasif ) tidak terbatas pada modal yang telah disetor saja.
4.       Ownership of an Interset in a Partnership
Kekayaan yang telah disetor ke dalam persekutuan sudah bukan lagi milik sekutu penyetor, melainkan milik semua sekutu.
5.       Participation on Partnership Profit
Masing-masing sekutu mempunyai hak di dalam pembagian laba atau rugi persekutuan.
6.       Right to Dispose of a Partnership Interest
Masing-masing sekutu mempunyai hak untuk menjual atau memindahkan haknya atas modal dan hak atas laba kepada orang lain, baik kepada anggota sekutu maupun bukan.
7.       Mutual Liabiliy
Semua sekutu bertanggung jawab terhadap utang persekutuan. Jadi utang persekutuan adalah juga utang seluruh sekutu

2.5            Ketentuan di dalam Perjanjian Persekutuan

Perjanjian persekutuan akan berisi ketentuan-ketentuan yang disepakati oleh para sekutu mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan persekutuan sampai pembubarannya.Isi perjanjian antara lain :
1.      Ketentuan mengenai persekutuan.
2.      Ketentuan mengenai sekutu.
3.      Ketentuan yang berhubungan dengan modal persekutuan.
4.      Ketentuan mengenai pembagian laba.
5.      Ketentuan yang berhubungan dengan pembubaran persekutuan.
6.      Ketentuan mengenai pertanggungan ( asuransi ) terhadap masing-masing sekutu.

Isi perjanjian persekutuan akan dipakai sebagai :

1.          Dasar pencatatan setoran modal.
2.          Dasar perhitungan modal.
3.          Dasar pembagian laba.
4.          Dasar pencatatan transaksi-transaksi persekutuan yang menyangkut modal.
5.          Dasar pembagian aktiva dalam likuidasi.
Dari uraian diatas terlihat bahwa perjanjian mempunyai peranan yang sangat penting dalam persekutuan mulai dari pendirian hingga pembubarannya.


2.6   Penggolongan Persekutuan  

Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :  
1.       Persekutuan Firma ( Fa )
Suatu usaha kerjasama yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan menggunakan nama bersama dan semua sekutu dalam usaha tersebut bertanggung jawab penuh (dan biasanya ikut aktif) mengelola perusahaan.
2.       Persekutuan Komanditer ( cv )
Suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha di mana salah satu atau lebih dari anggotanya bertanggung jawab terbatas.
a.       Sekutu Aktif
Sekutu yang ikut aktif mengelola perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan seluruh harta pribadinya.
b.       Sekutu Pasif (Silent Partner)
Sekutu yang hanya menyetor modal saja tanpa ikut mengelola perusahaan.
3.       Joint Stock Company
Persekutuan yang struktur modalnya terbagi atas saham-saham yang dapat dipindah-tangankan. Besarnya saham masing-masing sekutu didalam Joint Stock Company tidak menunjukkan besarnya tanggung jawab sekutu yang bersangkutan melainkan hanya menunjukkan besarnya kepemilikan.


2.7  Alasan Pemilihan Persekutuan Atau Bentuk Badan Usaha Lainnya

Pertimbangan untuk memilih bentuk badan usaha berupa persekutuan atau bukan adalah berdasarkan kelemahan dan kelebihan persekutuan dibandingkan bentuk badan usaha lainnya seperti perseroan terbatas dan lain-lain. Oleh karena itu perlu dibahas mengenai kelebihan dan kelemahan persekutuan.

Kelebihan Bentuk Usaha Persekutuan:
1.  Bentuk persekutuan seperti firma lebih mudah dalam pendiriannya.
2. Bentuk persekutuan seperti firma juga lebih mudah dalam pembubarannya misalkan akan berubah menjadi bentuk perseroan terbatas.
1.       Bentuk persekutuan juga mempunyai kebebebasan dan keluwesan dalam menentukan bentuk usahanya.
2.        Kebebasan masing-masing sekutu dalam pengambilan keputusan.
3.        Persekutuan hanya wajib melaporkan pajaknya tetapi bukan pembayar pajaknya karena yang membayar pajak adalah para sekutu yang memperoleh laba persekutuan. Pajaknya berupa pajak penghasilan.

Kelemahan Bentuk Usaha Persekutuan:
1.            Tanggung jawab pribadi sekutu akan hutang perusahaan.
2.     Kelangsungan hidup perusahaan biasanya terbatas karena ikut ditetukan oleh perjanjian dalam pendirian persekutuan.
3.            Kesulitan dalam memindahtangankan kepentingan pemilik.


2.8 Akuntansi Dalam Persekutuan

Pada persekutuan laba atau rugi selalu dibagi di antara para sekutu sesuai dengan metode pembagian laba yang telah disepakati. Pembagian laba adalah pemindahan saldo laba ( rugi ) persekutuan ke rekening modal masing-masing sekutu. Mengenai modal sekutu pada dasarnya merupakan keseluruhan dari hak para sekutu terhadap persekutuan. Pada umumnya hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung di dalam tiga rekening, yaitu :

1.  Rekening “ Modal ”
Rekening modal menunjukkan besarnya hak modal sekutu yang bersangkutan. Modal masing masing sekutu berasal dari setoran modal mula-mula. Selanjutnya akan bertambah dengan setoran tambahan modal dan pembagian laba serta berkurang dengan pengambilan modal dam pembgian rugi. Rekening modal akan didebit apabila berkurang dan dikredit apabila bertambah.

 Aktiva – Kas
XX
Aktiva - Non Kas
XX
     Modal Sekutu X
XX
     Modal Sekutu Y
XX
     Modal Sekutu Z
XX


2. Rekening “ prive ”
Rekening prive juga diselenggarakan untuk tiap-tiap sekutu. Rekening akan didebit apabila terjadi pengambilan harta persekutuan untuk sekutu. Sedangkan Rekening akan dikredit dengan bagian laba ( apabila tidak langsung ditutup ke rekening modal ).

Modal
XX
     Prive
XX

Pada akhir periode saldo rekening “ prive ” ini akan dipindah ke rekening “ modal ” sekutu yang bersangkutan yaitu :
• Ke sisi debit, apabila rekening prive bersaldo debit.
• Ke sisi kredit apabila rekening prive bersaldo kredit.
Jadi setelah tutup buku saldo rekening prive selalu nol.

1. Rekening “ Utang Kepada Sekutu ”
Rekening ini akan di debit apabila utang kepada sekutu berkurang dan di kredit apabila utang kepada sekutu bertambah. Dalam hal persekutuan dilikuidasi maka saldo rekening ini ikut dipertimbangkan di dalam menghitung bagian kas sekutu yang bersangkutan. Di dalam neraca saldo disajikan pada kelompok pasiva, yaitu utang.
Kas
XX
     Utang Sekutu
XX

2. Rekening ‘ Piutang Kepada Sekutu ”
Rekening ini didebit apabila piutang kepada sekutu bertambah dan dikredit apabila piutang kepada sekutu berkurang. Dalam hal persekutuan dilikuidasi (dilebur) yaitu mengurangi hak sekutu yang bersangkutan. Didalam neraca saldo rekening disajikan dalam kelompok aktiva, yaitu piutang.
Piutang
XX
     Kas
XX

Piutang kepada pihak ketiga:
Piutang Dagang
XX
Penjualan
XX


Daftar Pustaka
Buku Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi IFRS, Bab 4 ; Golrida Karyawati
http://www.scribd.com/doc/250968094/Akuntansi-Keuangan-Lanjutan-1-Persekutuan

6 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. teh, izin bertanya, untuk laporan gabungan pusat dan cabang itu dasar PSAK nya yang PSAK berapa ya ? terimakasih

    BalasHapus
  3. Di laporan laba rugi Contoh soal pertama akun, penjualan kantor pusat 9.500.000, itu dari mana ya dan cara hitungnya seperti apa?

    BalasHapus
  4. memiliki rumah sendiri adalah dambaan setiap orang. untuk orang kelas menengah, itu dianggap sebagai pencapaian seumur hidup karena membutuhkan uang yang cukup besar. bank memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar ini. produk yang mereka tawarkan dan layanan yang mereka berikan sangat bermanfaat bagi orang-orang yang ingin memiliki rumah sendiri. untuk pinjaman rumah yang aman dan bermanfaat, kesadaran yang tepat atas produk, kebijakan, syarat dan ketentuan bank adalah yang paling penting karena ketidaktahuan dapat mengakibatkan lebih banyak pembayaran ke bank dalam hal komponen pokok dan bunga. tetapi bekerja dengan mr pedro mengubah segalanya dalam pengalaman pinjaman, mr pedro membantu saya dengan pinjaman rumah di tingkat 2 yang sangat cepat dan lancar. saya akan merekomendasikan mr pedro, petugas pinjaman dan email perusahaan pendanaannya yang luar biasa mr pedro di pedroloanss@gmail.com & teks whatsapp: +1 863 231 0632. marie carlos, texas usa

    BalasHapus